Di Susun Oleh :
ESTANU WIJAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Allah telah merahmati Rasulullah. Beliau merupakan embusan samawi yang Allah hadirkan ke muka bumi dengan sifat-sifatnya yang indah dan mulia. Beliau telah menghadirkan dari tngannya satu agama yang memang cocok untuk menjadi agama terakhir karena beliau mampu mengatur dan member arahan cara hidup dunia dan akhirat.
Inti kehidupan Rasulullah adalah melaksanakan tugas kerasulannya berdasarkan petunjuk Al-Qur`an dan dijalankannya dengan ikhlas. Banyak rintangan dan gangguan yang harus dihadapi Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam. Selama kurang lebih berdakwah selama 23 tahun, 10 tahun di Mekah dan 13 tahun di Madinah. Merupakan jangka waktu yang relatif cepat dalam pertumbuhan dan perkembangan Islam. Penataan perkembangan Islam yang luhur mampu merubah wajah sejarah dan mampu mengembangkannya dengan peradaban mulia disegala aspek kehidupan.
Rumasan masalah:
1. ISLAM PRA HIJRAH KE MADINAH
2. FASE HIJRAH KE
MADINAH
BAB III
PEMBAHASAN
1.
ISLAM PRA Hijrah ke Madinah
Nabi berdakwah di Mekkah selama 13
tahun, pertama nabi berdakwah secara diam-diam di lingkungan keluarga dan di
kalangan rekan-rekannya. Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan
secara sembunyi-sembunyi, lalu Allah memerintahkan Nabi agar berdakwah secara
terang-terangan. Langkah dakwah seterusnya diambil Muhammad adalah menyeru
kepada segenap lapisan masyarakat kepada islam dengan terang-terangan, baik golongan
bangsawan maupun hamba sahaya. Mula-mula nabi hanya menyeru penduduk mekah,
kemudian penduduk negeri lain. Di samping itu juga nabi menyeru orang-orang
yang datang ke Mekah, dari berbagai negeri untuk melaksanakan haji.
Setelah dakwah terang-terangan itu,
pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya
jumlah pengikut nabi semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Menurut
Ahmad Syalabi, ada lima factor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan
islam, yaitu:
1.
Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
2.
Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawn dan hamba
sahaya.
3.
Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang
kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4.
Taklid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada
bangsa Arab.
5.
Pemahat dan penjual patung memandang islam sebagai penghalang
rizki.
Banyak cara yang ditempuh para
pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi. Mereka menawarkan tahta, wanita, dan
harta asal Nabi bersedia menghentikan dakwahnya. Semua tawaran itu ditolak nabi
dengan tegas. Parapemimpin Quraisy juga mengharuskan setiap keluarga untuk
menyiksa anggota keluarganya yang masuk islam sampai dia murtad kembali.
Kekejaman yang dilakukan penduduk
mekah terhadap kaum muslimin ini mendorong Nabi untuk keluar dari Mekah. Pada
tahun ke lima kenabian, Nabi menetapakan Habsyah (Ethiopia) sebagai negeri
tempat pengungsian. Karena raja negeri itu adalah seorang yang adil. Orang
Quraisy pun tidak berhenti untuk menghalangi hijrah Rasul ke Habsyah ini, termasuk membujuk negus
agar menolak kehadiran umat islam di sana, gagal. Di samping itu, semakin kejam
mereka memperlakukan umat islam, semakin banyak orang yang masuk agama Islam.
Bahkan di tengah kekejaman itu, dua orang kuat. Quraisy masuk Islam, Hamzah dan
Umarbin Khathab. Dengan demiakian posisi umat Islam semakin kuat.
Orang-orang Quraisy pun menempuh
cara baru untuk menghalangi dakwah Nabi, mereka melakukan pemboikotan, yang
mengakibatkan kaum muslimin menderita kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan
yang tidak ada tandingnya. Bani Hasyim akhirnya pindah ke suatu lembah di luar
kota Mekah. Tindakan pemboikotan itu terjadi pada tahun ke-7 kenabian selama 3
tahun.
Pemboikotan itu berhenti setelah
beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa tndakannya itu, sungguh tindakan yang
keterlaluan dan melampaui batas. Setelah boikot dihentikan, selang beberapa
hari Abu Tholib, paman Nabi yang merupakan pelindung utamanya, meninggal dunia.
Tiga hari seteah itu, Khodijah, istri Nabi meninggal dunia pula, pada tahun
ke-10 kenabian. Sepeninggal dua orang pendukung itu, kafir Quraisy tidak
segan-segan lagi melampiaskan nafsu amarahnya kepada Nabi. Melihat reaksi
penduduk Mekah demikian rupa, Nabi kemudian berusaha menyebarkan islam keluar
kota. Namun , di Thaif Nabi diejek, disoraki, dan dilempari batu, bahkan samoai
terluka di bagian kepala dan badannya.
Untuk menghibur Nabi yang sedang
ditimpa duka, Allah mengisra` dan mi`rajkan beliau pada tahun ke-10 kenabian.
Berita itu menggemparkan masyarakat Mekah. Bagi orang kafir, ia dijadikan bahan
propaganda untuk mendustakan Nabi, sedang bagi orang beriman, ia merupakan
ujian keimanan.
Setelah peristiwa isra` dan mi`raj,
suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam muncul. Perkembangan yang
mana datang dari sejumlah penduduk yatsrib yang berhaji ke Mekah, mereka
terdiri dari suku Aus dan Khazraj, mereka masuk Islam dalam tiga gelombang.
Penduduk Yatsrib inilah yang mendukung Nabi hijrah ke Yatsrib ( Madinah ). Tiga
gelombang yang masuk islam di antaranya:
1.
Gelombang pertama, mereka masuk Islam pada tahun ke-10 kenabian,
beberapa orang Khazraj berkata pada nabi. “ bangsa kami sudah lama terlibat
dalam permusuhan, yaitu antara suku Khazraj dan Aus. Sekiranya Tuhan
mempersatukan kami lantaran engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh
karena itu, kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima
dari engkau ini”. Merekan pun giat mendakwahkan agama di Yatsrib.
2.
Gelombang kedua, masuk Islam
pada tahun ke-12 kenabian delegasi Yatsrib, terdiri dari 10 orang suku
Khazraj dan 2 orang suku Aus, serta seorang wanita menemui Nabi di suatu tempat
bernama Aqobah. Di hadapan nabi mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Rombongan
ini kemudian kembali ke Yatsrib sebagai juru dakwah dan ditemani oleh Mus`ab bin
Umair yang sengaja diutus Nabi atas permintaan mereka. Ikrar ini disebut dengan
“Aqabah pertama”
3.
Gelombang ketiga, pada musim haji berikutnya, jamaah haji datang
dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta
agar Nabi pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Nabi dari segala
macam bentuk ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka ajukan, perjanjian
ini di sebut perjanjian “Aqabah kedua”. [1]
Setelah kaum musyrikin Quraisy
mengetahui adanya perjanjian antara Nabi dan orang-orang Yatsrib itu, mereka
kian gila melancangkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Hal ini membuat nabi
segera memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib. Dalam kurun waktu
dua bulan, hampir semua kaum muslim kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan
kota Mekah. Hanya Ali dan Abu Bakar yang tetap tinggal bersama Nabi di Mekah.
Keduanya membela dan menemani Nabi sampai ia pun hijrah ke Yatsrib karena kafir
Quraisy sudah merencanakan akan membunuhnya.
Ø Konspirasi
orang-orang Quraisy untuk membunah Rasulullah
Setelah mendengar akan hijrahnya
kaum muslimin, orang-orang Quraisy khawatir Muhammad Saw.akan ikut serta dengan
para pengikutnya ke madinah dan membuat sebuah markas pertahanan yang kokoh di
sana. Maka, merekapun segera berkumpul di Darun Nadwah. Mereka bermusyawarah
tentang bagaimana caranya membunuh Rasulullah. Abu Jahal mengajukan pendapat
agar memilih seorang pemuda dari setiap kabilah dari kalangan Quraisy dengan
membawa pedang. Kemudian dengan secara bersamaan membunuh Muhammad dengan
pedang itu. Dengan demikian, darahnya akan menjadi terpecah-pecah di berbagai
kabilah. Kemudian Bani Abdu Manaf menerima diyat (tebusan darah). Mereka
menerima usulan Abu Jahal.[2]
B. HIJRAH KE MADINAH
1.
Keluar dari Mekah
Jibril datang menemui Rasulullah dan
mengabarkan kepadanya tentang kesepakatan kaumnya. Dia menyuruh Rasulullah
untuk segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di sekeliling rumah
Rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sambil menebarkan debu di atas kepala
mereka yang membuat mereka pingsan.
Allah berfirman,
“Kami adakan dihadapan mereka
dinding dan di belakang mereka dinding dan kami tutup mata mereka sehingga
mereka tidak dapat melihat.”
Rasulullah pergi menemui Abu Bakar,
lalu keduanya keluar bersama. Sedangkan , Ali tidur di tempat pembaringan
Rasulullah. Tatkala orang-orang Quraisy memasuki rumah Rasulullah, mereka hanya
menemukan Ali.
Rasulullah dan Abu Bakar terus
berjalan menuju gua Tsur. Orang-orang Quraisy dengan penuh antusias mencarinya
hingga sampai ke pintu gua. Maka Abu Bakar berkata, “Andai salah seorang
melihat pada kakinya, niscaya dia melihat kita.” Rasulullah bersabda,
“bagaimana prasangkamu dengan dua orang di mana Allah menjadi yang ketiga?
Jangan kau bersedih karena sesungguhnya Allah bersama kita.”
Kemudian, Perkataan Nabi ini di
abadikan Allah dalam surat At-Taubah: 40
“Sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya, “jangan kamu berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita.”
(at-Taubah: 40)
Selama Nbi dan Abu Bakar berada di
gua Tsur, Abdullah bin Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah selalu datang menemui
keduanya dengan membawa kabar. Adapun Asma` binti Abu Bakar membawa makanan dan
minuman. Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di dalam gua selama tiga hari tiga
malam. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Madinah.[3]
2.
Kisah Suraqah bin Malik
Orang-orang Quraisy menyelenggarakan
lomaba bahwa siapa saja yang bisa menangkap Rasulullah akan diberi hadiah 100
unta. Maka banyak orang yang berlomba untuk mendapatkannya. Di antara orang
yang mengikutilomba ini adalah Suraqah. Dia adalah seorang jago cerita yang
ulung.
Dikisahkan bahwa dia menemukan
Rasulullah. Tatkala Rasulullah dekat dengannya, maka beliau berdoa dan membuat
kedua kaki kuda Suraqah masuk kedalam bumi. Peristiwa itu terjadi berkali-kali.
Maka dia berkata, “Sesungguhnya apa yang telah menimpaku adalah karena doa
kalian berdua. Maka, berdoalah untukku dan untuk kamu berdua. “Maka, Rasulullah
berdoa kepada Allah. Beliau mendoakannya dan menjanjikan dengan kekayaan kaisar
Persia (apa yang Rasulullah janjikan benar-benar terjadi).
Ketika Nabi dan Abu Bakar tiba di
Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Nabi
istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kaltsum bin Hindun. Di
halaman rumah ini Nabi membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang di
bangun Nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian Ali menggabungkan
diri dengan Nabi, setelah menyelesaikan semua urusan di Mekah. Sementara itu
penduduk Yatsib menunggu-nunggu kedatangannya.
3.
Rasulullah memasuki Yatsrib (tahun 13 kenabian/1 H/622 M)
Orang-orang Anshar yang tak lain
adalah kaum Aus dan Khazraj menanti dengan antusias kedatangan Rasulullah.
Tatkala Rasulullah tiba, mereka keluar rumah dan menyambutnya dengan penuh suka
cita. Dan mereka melantunkan sebuah
syair yang sangat terkenal :
طلع
البدر علينا من ثنيات الوداع
وجب
الشكر علينا مادعا لله داع
ايها
المبعوث فينا جئت بالأمر المطاع
Rasulullah menuju Yatsrib dengan
mengendarai unta. Para kabilah berebutan mengambil tali kekang unta tersebut,
kemudian Rasulullah bersabda, “Biarkanlah untaku karena dia sedang mendapat
perintah.” Hingga akhirnya unta tunggangannya berhenti di tempat Banu Najjar.
Maka, Rasulullah turun di rumah Ayyub dan tinggal di rumahnya.[4]
4.
Pemberian Nama Baru untuk Yatsrib dan perhitungan Tahun Hijrah
Sejak saat itu Yatsrib diubah dengan
nama Madinatul Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar
Islammemancar keseluruh dunia. Sedangkan, tahun di mana Rasulullah melakukan
hijrah merupakan awal dari penanggalan Hijriyah.
C. PEMBENTUKAN MASYARAKAT MADINAH
1. PELETAKAN ASAS-ASAS MASYARAKAT
ISLAM
Saat berada di Mekah kaum muslim
belum mampu membentuk sebuah masyarakat Islam karena jumlah mereka yang sangat
sedikit. Maka, sejak berada di Madinah, Rasulullah meletakkan asas-asas
masyarakat islam yang agung. Asas-asas paling penting dari masyarakat baru ini
adalah sebagai berikut:
a.
Pembangunan masjid Nabawi
Diriwayatkan bahwa unta tunggangan
Rasulullah berhenti di suatu tempat. Maka di tempat itu , Rasulullah
memerintahkan membangun sebuah masjid.
Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan
memindahkan batu batu dengan tangannya sendiri. Saat itu kiblat dihadapkan ke
Baitul Maqdis. Tiangnya terbuat dari pohon kurma, sedang atapnya dibuat dari
pelepah daun kurma. Sedangkan, kamar-kamar istri beliau dibuat disamping
masjid.
Masjid inilah, yang digunakan kaum
muslimin melakukan berbagai aktivitas, baik beribadah, belajar, memutuskan
perkara mereka, berjual-beli, maupun perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi
faktor yang mendekatkan mereka.
b.
Persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah mempersatukan di antara
kaum muslimin. Kaum Anshar membagi-bagikan rumah yang mereka miliki, bahkan
juga istri dan harta-harta mereka. Persaudaraan ini jauh lebih kuat dari pada
persaudaraan berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah
menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari
persaudaraan berdasarkan kabilah.
c.
Kesepakatan untuk Saling Membantu Antar kaum Muslimin dan non-Muslim
(Piagam Madinah)
Setelah Rasulullah hijrah, penduduk
Madinah terdiri dari 3 golongan. Kaum muslimin, orang-orang Arab, serta kaum
non-muslimin dan orang-orang Yahudi (Bani Nadzir, Bani Quraizhah, dan Bani
Qainuqa`). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk
terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana
saling membantu dan toleransi di antara golongan tersebut. Kesepakatan ini
dikenal dengan “Piagam Madinah”.
d.
Peletakan asas-asas politik, ekonomi, dan sosial.
Islam adalah agama dan Negara. Maka,
sudah sepantasnya jika diletakkan dasar-dasar Islam. Pada periode Madinah ini,
turunlah ayat yang berhubungan dengan pembangunan legalitas dari sisi tersebut
sebagaimana dijelaskan Rasulullah baik dengan perkataan maupun tindakannya.
Maka, hiduplah kota madinah dalam
sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah
persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat di antara anggota
masyarakatnya. Dengan demikian, berarti bahwa inilah masyarakat Islam pertama
yang dibangun oleh Rasulullah dengan asas-asasnya yang abadi.
e.
Membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-gangguan yang
dilakukan oleh musuh, (Jihad fi Sabilillah).
Enam bulan setelah hijrah,
Rasulullah telah berhasil menata konsoludasi internal dan menyusun semua hal
yang bersangkutan dengannya. Setelah itu Nabi mempersiapkan masalah-masalah
eksternal dan peperangan yang mungkin segera akan mengancam keberadaan kaum
muslim. Pada dasarnya, Rasulullah tidak pernah mendahului menyerang lawan.
Rasulullah hanya mempertahankan diri dari serangan musuh yang mengancam
keberadaan kaum muslim.[5]
1.
Sebab-sebab peperangan (jihad)
Menurut Hasan Ibrahim, alasan diperbolehkannya perang di dalam
Islam adalah:
a.
Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.
b.
Untuk menjaga keselamatan dalam menyebarkan kepercayaan dan
mempertahankannya dari mereka yang menghalang-halanginya.[6]
2.
Tahapan jihad
Pada awalnya Allah memerintahkan
untuk menahan diri dan tidak melawan kepada kaum musyrikin. Tatkala posisi kaum
muslimin telah kuat, Allah mengizinkan mereka untuk berjihad, namun tidak
mewajibkannya.
Setelah itu Allah mewajibkan kepada
kaum muslim untuk memerangi orang yang menyerang mereka. Barulah setelah itu
Allah mewajibkan untuk memerangi orang-orang musyrik secara keseluruhan.[7]
1.
Perang badar kubra (17 Ramadhan 2 H/623 M)
a.
Penyebab pertempuran
Tidak bisa dihindarkan lagi
terjadinya pertempuran antara Muhammad bersama para sahabat dengan orang-orang
Quraisy. Karena disamping agama Muhammad menjadi ancaman terhadap agama
peganistik mereka, agama Islam juga menjadi ancaman terhadap posisi agama
mereka. Selain itu, juga sangat mempengaruhi bangkit dan runtuhnya perdagangan
antara Mekah dan Syam.
Terjadi sebuah bentrokan kecil yang
kemudian menjadi factor pemicu terjadi pertempuran ini. Kafilah Abu Sufyan
kembali dari Syam. Maka, saat Nabi bersama dengan 314 kaum Muhajirin keluar
untu menemuinya. Abu Sufyan mengetahui keberangkatan Rasulullah dan menyeru
orang-orang Quraisy untuk menolong
kafilah mereka.
Tatkala Rasulullah mengetahui apa
yang dilakukan oleh Abu Sufyan, maka beliau meminta pertimbangan para sahaba.
Kaum Muhajirin berbicara dengan ungkapan dan ide-ide yang baik. Lalu Rasulullah
mengulangi permintaan pertimbangannya beberapa kal. Maka, tahulah kaum Anshar
bahwa Rasulullah sedang bermaksud meminta pertimbangan dan pendapat mereka.
Lalu berkatalah Sa`at bin Abi Waqash, “Berjalanlah engkau bersama kami sesuai
dengan apa yang engkau mau. Demi Alla, jika engkau akan menyeberangi samudera
bersama kami, kami akan terjun di dalamnya.” Kemudian berbicara kaum Anshar
yang lain. Mendengar pernyataan mereka itu, maka berbinarlah wajah Rasulullah
lalu mereka keluar bersama-sama.
Abu Sufyan mengubah alur perjalanan
kafilahnya sehingga dia selamat. Namun, Abu Jahal terus mendesak untuk
berangkat ke medan perang dengan pasukan 1000 orang. Kemudian dia bersama
dengan pasukannya mengambil posisi di Badar.
Rasulullah meminta pertolongan pada
Allah. Beliau berdo`a dengan penuh kerendahan hati. Rasulullah menyeru pada
para sahabatnya untuk senantiasa sabar dan kokoh dalam menjalankan peperangan.
b.
Kecamuk Perang dan Hasilnya
Perang ini dimulai dengan perang
tanding satu lawan satu. Allah menurunkan malaikatnya yang bertempur
bersama-sama kaum muslim. Pada peperangan ini terbunuh beberapa pemuka Quraisy
diantaranya Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, Utbah, Syaibah bin Rabi`ah dan Walid
bin Utbah. Dalam pertempuran ini Quraisy terbunuh 70 orang dan tertawan 70
orang. Sedangakan, dari pihak kaum mukminin ada 14 orang yang mati syahid.
Kemudian Rasulullah membagikan hasil
rampasan perang kepada kaum mukminin. Sedangkan, mengenai para tawanan Umar bin
Khaththab menasehati agar semua tawanan itu dibunuh saja. Abu Bakar berpendapat
lain. Dia menasehati Rasul agar mereka membayar fidyah. Rasulullah mengambil
pendapat Abu Bakar. Maka turunlah wahyu kepada Rasulullah yang mencela
keputusannya dan wahyu itu setuju dengan pendapat Umar. Allah berfirman,
“tidak patut bagi seorang Nabi
mempunyai tawanan sebelum ia melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu
menghendaki harta duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat
(untukmu). Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (al-Anfal: 67)
Surah al-Anfal turun untuk
menggambarkan peristiwa perang ini.
c.
Makna penting perang Badar
Perang Badar memiliki ma`na yang
sangat berarti dalam menyebarkan Islam. Sebab, ini merupakan satu-satunya
perang di mana kaum Muslimin mengalami kemenangan dalam arti yang sebenarnya.
Peristiwa ini menjadi asas yang kuat untuk masa depan Islam. Oleh karena
itulah, Al-Qur`an menyebut perang badar dengan “ yaumul furqan” karena ia telah
membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Hari yang menjadikan orang-orang
mukmin merasa tinggi dan orang-orang Quraisy menjadi sngat rendah.
Surah al-Anfal yang turun pada
peperangan ini telah mengajarkan beberapa pelajaran penting dalam masalah
perang. Misalnya, bagaimana cara menghadapi musuh, kesatuan dan menghindari
perpecahan, kokoh dan sabar dalam peperangan, serta menyebut nama Allah dalam
masa-masa yang sangat penting.
Pada saat itu telah diletakkan
syari`at dan aturan yang berhubungan dengan perang ini. Yaitu, peringatan agar
tidak mencari dan mengejar hal-hal yang bersifat duniawi di dalam perang.
Hendaknya senantiasa ditanamkan di dalam hati usaha untuk menegakkan agama
Allah, dan legalisasi pembagian harta rampasan perang. Dengan demikian, perang
badar memiliki makna yang sangat penting dalam masalah-masalah yang telah disebut
tadi.
2.
Perang Bani Qainuqa`
Bani Qainuqa` adalah orang-orang Yahudi yang berdiam di Madinah.
Mereka telah mengingkari kesepakatan yang terjadi antara mereka dengan kaum
muslimin. Maka, kaum muslimin segera memberikan peringatan keras kepada
orang-orang Yahudi tersebut. Kemudian Rasulullah mengepung mereka sehingga
timbul ketakutan yang sangat di dalam hati mereka mereka kemudian menyerahkan
diri dan diusir keluar Madinah tanpa membawa senjata.
Ø Peristiwa-peristiwa
tahun 2 Hijriyah
a.
Disyari`atkan adzan, Bilal yang menjadi mu`adzin.
b.
Disyari`atkan puasa dan zakat.
c.
Allah mengalihkan kiblat kaum muslim dari Masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram, satu hal yang sudah lama diinginkan Rasulullah.
d.
Disyari`atkan hudud, dan Allah menegaskan mana yang halal dan
haram.
Ø Peristiwa-peristiwa
di tahun 3 hijriyah/624 M
1.
Perang Uhud pada bulan Syawa tahun 3 H.
Sebab terjadinya perang ini adalah
adanya keinginan orang-orang Quraisy untuk membalas dendam kepada kaum muslimin
atas kekalahan mereka pada perang Badar. Saat itulah Abu SUfyan bersama dengan
3.000 orang pasukannya berangkat dan menetap di gunung Uhud. Mendengar
keberangkatan kaum Quraisy ini, Rasulullahsegera melakukan konsultasi kepada
sahabat-sahabatnya. Sebagian besar dari mereka mengajukan pendapt agar pasukan
Islam keluar dari Madinah. Maka keluarlah pasukan sebanyak 1000 tentara. Di
tengah perjalanan orang-orang munafik pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul
melakukan penkhianatan dengan menarik 1/3 tentara dari pasukan kaum muslimin.
Alasan yang mereka kemukakan adalah bahwa Rasulullah telah mengingkarinya
dengan cara keluar dari Madinah dan tidak mengambil pendapat mereka.
Kemudian Rasulullah menempatkan
pasukannya di gunung Uhud, di sebalah kanan kota Madinah. Kemudian beliau
menempatkan 50 pasukan pemanah di bawah komandan Abdullah bin Zubair dan
memerintahkan mereka agar tidak turun gunung, apapun yang akan terjadi di
bawah. Rasulullah mengatur pasukannya dan menyerahakn panji Islam kepada
Mush`ab bin Umair.
Sahabat-sahabat Rasulullah berperang
dengan penuh semangat. Abu Dujanah (yang di serahi pedang Rasulullah), Thalhah,
Hamzah, dan Ali mengamuk laksana singa lapar di medang perang, demikian pula
yang lainnya. Maka menanglah kaum muslimin di awal peperangan, dengan
kemenangan yang sangat mengagumkan. Namun, ternyata banyak para pemanah yang
Rasulullah tempatkan di atas bukit Uhud itu turun untuk mengambil rampasan
perang. Mereka telah mengingkari
perintah yang telah ditetapkan Rasulullah.
Melihat bukit yang telah
ditinggalkan kaum muslimin, maka Khalid bin Walid (pada waktu itu belum masuk
Islam) segera mengambil jalan memutar dan menaiki bukit itu bersama pasukan
berkuda. Sehingga terjadilah sebuh peristiwa yang sangat mengejutkan dimana
kaum Muslimin menjadi kocar-kacir dan berantakan diporak-porandakan oleh
orang-orang kafir. Maka, syahidlah orang muslim sebanyak 70 orang, dan sebagian
yang lain melarikan diri. Sedangkan Rasulullah sendiri terluka dan gignya
pecah. Di antara sahabat yang menjadi syahid adalah Mus`ab bin Umair seorang
pembawa panji islam, Hamzah bin Abdul Muththalib yang dibunuh dengan cara
curang oleh seorang budak yang bernama Wahsyi.
Perang Uhud menjadi hari penuh ujian
coba sekaligus seleksi. Di sana Allah menguji kaum muslimin dan menyingkap
siapa yang saja munafik di antara mereka. Allah memberikan kehormatan bagi
siapa saja yang menginginkan syahid.
2.
Perang Hamrah al-Asad
Setelah perang Uhud Rasulullah
bersama-sama dengan pasukan yang ikut serta dalam peperangan Uhud yang keluar
ke tempat Hamra` al-Asad (13 km dari Madinah). Ini dimaksudkan untuk memberi
gambaran kepada orang-orang Yahudi bahwa kondisi mereka saat ini sangatlah
kuat. Aksi ini membuat orang-orang Quraisy ketakutan dan mereka kembali ke
Madinah. Padahal, mereka sebelumnya ingin kembali ke Mekah.
Ø Peristiwa pada
tahun 4 H/ 625 M
1.
Peristiwa Sumur Ma`unah
Rasulullah mengirimkan 40 orang
sahabatnya di bawahpimpinan al-Mundzir bin `Amr kepada penduduk Najd dengan
tujuan untuk mengajarkan agama kepada mereka. Tatkala mereka berhenti di sumur
ma`unah (sebelah tenggara Madinah),
mereka diserang dan dibunuh hingga semuanya meninggal dan menjadi syuhada`.
2.
Pengusiran orang-orang Yahudi Bani Nadzir
Orang-orang Yahudi Bani Nadzir mengingkari
kesepakatan dan berupaya untuk membunuh Rasulullah. Maka Rasulullah mengepung
mereka hingga menyerah dan mengusir mereka dari kota Madinah tanpa senjata.
Tentang pengusiran mereka itu diabadikan dalam surah al-Hasyr.
3.
Perang Dzatur Riqa`
Pada tahun ini, Rasulullah keluar
menuju Ghatfan di Najd. Mereka saat itu ingin menggempur Madinah. Namun, tidak
terjadi peperangan di antara mereka. Rasulullah melakukan hal itu semua untuk
menunjukkan kekuatan kaum Muslimin kepada orang-orang Badui.
4.
Perang Bani Asad
Bani Asad ingin menggempur Madinah.
Mereka dipimpin oleh Thulaihan bin Khuwailid. Maka, Rasulullah segera mengirim
ekspedisi kepada mereka. Akhirnya mereka lari dan kaum Muslimin berhasil
mendapatkan harta rampasan.
5.
Perang Daumatul Jandal
Rasulullah menyerang mereka sebagai
pelajaran. Mereka lari dan meninggalkan harta benda mereka yang kemudian
menjadi harta rampasan kaum Muslimin.
Ø Peristiwa-peristiwa
di tahun 5 Hijriyah
1.
Perang muraysi` (Bani al-Musthaliq)
Bani al-Musthaliq berusaha menyerang
Madinah. Maka, Rasulullah segera menyerbu mereka. Akhirnya, Rasulullah berhasil
menguasaiperkampungan dan harta mereka. Demikian pula wanita-wanitanya menjadi
tawanan. Kemudian Rasulullahmenikah dengan Juwairiyah binti al-Harits, pemimpin
Bani Musthaliq.
2.
Perang Ahzab (Khandaq) tahun 5 H/ 626 M
Pada saat itu terjadilah
persengkongkolan beberapa kaum untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Orang-orang Quraisy, Ghatfan, dan Ahzab berangkat menuju Madinah dengan jumlah
lebih dari 10.000 orang. Keberangkatan mereka ini didorong oleh orang-orang
Yahudi (Khaibar dan Bani Nadhir). Maka, Rasulullah bermusyawarah dengan para
sahabatnya apa yang harus mereka lakukan. Salman al-Farisi mengusulkan pada
Rasulullah untuk menggali parit di sekitar Madinah dengan tujuan untuk
melindungi serangan dari musuh. Lalu, kaum muslim setuju dengan usulan itu dan
segera menggali parit. Kaum muslim pada saat itu berjumlah 3000 orang.
Pengepungan Madinah berlangsung
selama sebulan. Saat itulah orang-orang Bani Quraizah melanggar janji dan
bergabung dengan pasukan gabungan tersebut. Pada saat itu salah seorang dari
mereka telah masuk Islam. Dia adalah Nu`man bin Mas`ud al-Gathfani. Dia
sepakatdengan Rasulullah untuk memecah belah pasukan itu.
Diapun berhasil memecah belah Bani
Quraizah, Quraisy, dan Gathfan dengan cara yang mengagumkan. Dia menjelaskan
pada setiap pasukan bahwa sebenarnya, setiap pasukan adalah musuh bagi pasukan
yang lain. Akhirnya, mereka terpecah. Kemudian Allah mengirimkan tentaranya
kepada mereka berupa angin kencang yang menerbangkan kemah-kemah mereka. Akhirnya,
mereka lari tunggang langgang.
Ini merupakan serangan terakhir kota
Madinah. Sebab setelah peristiwa ini kaum muslimin menjadi kaum yang kuat dan
menjadi pemimpn.
3.
Perang Bani Quraizah
Bani Quraizah mengingkari janji dan
berkhianat di saat-saat yang demikian genting. Mereka bergabung dengan
orang-orang Quraisy pada waktu perang Ahzab. Maka Rasulullah segera mengepung
mereka setelah terjadinya perang Ahzab hingga mereka menyerah. Rasulullah
menjadikan Sa`ad bin Mu`adz untuk mengadili mereka. Maka Sa`ad memutuskan agar
kaum laki-laki mereka dibunuh. Sedangkan wanita dan anak-anak ditawan.
Keputusan ini sesuai dengan tingkat kejahatan yang mereka lakukan.
Ø Peristiwa pada
6 H/ 627 M
1.
Perjanjian Hudaibiyah dan Baiat Ridwan
Rasulullah bersama dengan 1500
sahabatnya berangkat untuk melakukan ibadah umrah. Beliau berhenti di
Hudaibiyah. Orang-orang Quraisy merasa ketakutan. Rasulullah mengutus Utsman
bin Affan untuk mengabarkan kepada mereka tentang maksud kedatangannya. Lalu,
tersebar berita bahwa Utsman dibunuh. Maka, Rasulullah memanggil
sahabat-sahabatnya untuk menyatakan sumpah setia. Para sahabat
berbondong-bondong datang kepada Rasulullah yang saat ituberada di bawah pohon
(syajarah) oleh karena itu, baiat ini dinamakan “Baiat Syajarah ataupun Baiat
Ridwan”. Rasulullah mengambil sumpah setia dari mereka untuk tidak melarikan
diri dari medan perang. Setelahitu Utsman bin Affan datang.
Rasulullah melakukan kesepakatan
damai dengan orang-orang Quraisy. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan
genjatan senjata selama 10 tahun. Diantara isi perjanjian Hudaibiyah
adalahsiapa saja dari kalangan Quraisy yang datang kepada Muhammad, maka
hendaknya dia dikembalikan kepada orang Quraisy, sebaliknya jika dari pihak
Muhammada ada yang datang kepada orang Quraisy. Maka, daia akan dikembalikan
kepada Muhammad. Barang siapa yang ingin masuk pada pihak Muhammad maka dia
boleh masuk. Demikian pula, barang siapa yang ingin masuk pada pihak Quraisy,
maka dia boleh masuk. Kaum Muslimin akan kembali untuk melakukan umrah pada
tahun depan. Di tengah perjalanan pulang Allah menurunkan surah al-Fath.
Rasulullah member kabar gembira kepada mereka penaklukan kota Mekah.
Di antara keuntungan yang diperoleh
kaum Muslim dari perjanjian Hudaibiyah itu sebagai berikut.
1.
Orang-orang Quraisy mengakui ekstensi kaum muslimin.
2.
Membuka peluang untuk kaum muslimin dalam menyebarkan dakwah dan
memfokuskan dakwah, setelah sebelumnya disibukkan dengan perang dan
pertempuran.
3.
Banyaknya orang yang berbondang-bondang masuk Islam setelah
perjanjian ini. Di antaranya adalah para pembesar Quraisy seperti Khalid bin
Walid, `Amr bin Ash, Utsman, dan Thalhah.
4.
Perjanjian ini membuka peluang kepada Nabi untuk konsen menyerang
orang-orang Yahudi.
5.
Adapun klausul yang mensyaratkan seorang yang masuk Islam dari
Quraisy hendaknya dikembalikan kepada mereka dan sebaliknya dan sebaliknya
orang Quraisy tidak mengembalikan kaum muslim yang datang kepada mereka.
2.
Ajakan kepada para Raja dan penguasa untuk memeluk Islam
Rasulullah melihat bahwa ini
waktunya untuk melakukan dakwah kepada para raja dan penguasa dunia. Maka,
Rasulullah segera menulis surat dan mengutus beberapa utusan dengan membawa
surat-surat itu. Mereka yang dikiri surat itu sebagai berikut.
1.
Heraklius (kaisar Romawi) dan Muqawqis (penguasa mesir). Keduanya
merasa khawatir kekuasaannya akan jatuh ketangan Rasulullah.
2.
Mundzir bin Sawi penguasa Bahrain, Najasyi raja Habasyah, Harits
Al-Himyari penguasa Yaman, serta dua raja Yaman Jaifar dan Iyad anak Jalandi.
Mereka semua masuk Islam.
3.
Harits bin Abi Syamr raja Ghasanah di Syam. Dia telah membunuh
utusan Rasulullah, melecehkan kaum muslim , dan mengancam akan menyerang kota
Madinah.
4.
Kisra, kaisar Persia. Dia sangat marah dengan adanya surat ini dan
menyobeknya. Rasulullah kemudian berdo`a kepada Allah semoga kerajaannnya
dihancurkan. Doa Rasulullah dikabulkan Allah kekasarannya dihancurkan.
Ø Peristiwa 7
H/628 M
1.
Perang Khaibar
Orang-orang Yahudi telah
bersiap-siap menyerang Madinah dan mereka telah mengumpulkan beberapa pasukan
gabungan pada perang Ahzab. Rasulullah datang mengepung mereka hingga mereka
menyerah. Mereka berdamai dengan rasulullah dan berjanji akan memberi separuh
dari hasil buah-buahan dan pertanian mereka.
Setelah perang selesai Zainab binti
Harits, seorang wanita yahudi menghadiahkan masakn dari domba yang telah
dicampuri dengan racun. Allah membuat Rasulullah merasakan adanya racun
tersebut dan beliau tidak memakannya. Makanan itu ternyata dimakan oleh Bisyr
bin Bara` dan dia mati oleh racun tersebut. Maka, Rasulullah membunuh wanita
itu sebagai qishash atas pembunuhan yang dilakukan dengan racun itu. Ini
terjadi pada bulan Muharram tahun 7 H.
Setelah perang Khaibar ini kaum
muslimin menjadi kekuatan terbesar di Jazirah Arab. Pada saat yang sama
pengaruh orang-orang Yahudi mulai melemah walaupun tidak seluruhnya sirna.
2.
Umrah Hudaibiyah
Rasulullah bersama-sama dengan
sahabatnya berangkat untuk menunaikan umrah sesuai dengan perjanjian
Hudaibiyah. Mereka berjumlah sekitar 2.000 orang. Allah melancarkan perjalanan
mereka. Sehingga mereka dengan mudah menunaikan ibadah tersebut dan kembali ke Madinah dengan selamat dan
tenang.
Ø Peristiwa pada
tahun 8 H/629 M
1.
Perang Mu`tah
Sebab terjadinya perang Mu`tah
adalah karena orang-orang Ghasanah (para antek Romawi di Syam) membunuh dai-dai
kaum muslimin yang datang ke Syam. Mereka membunuh Harits bin Umair salah
seorang utusan Rasulullah yang diutus kepada mereka. Pada saat yang sama raja
Harits al-Ghasani mengancam akan menyerang Madinah . peristiwa ini mendorong
Rasulullah melakukan penyerangan kepada orang-orang Romawi. Mengambil kendali
pasukan. Apa yang dilakukan Khalid bin Walid mendapat pujian dari Rasulullah
dan beliau berdo`a untuk kemenangan pasukan Islam.
2.
Pembukaan kota Mekah (fathu Makkah) pada bulan Ramadhan 8 H/629 M
a.
Kondisi yang melancarkan penaklukan kota Mekah
1.
Penyingkiran pengkhiyanat-pengkhiyanat Yahudi pada saat terjadi
genjatan senjata dan perdamaian. Orang-orang Yahudi sebelumnya adalah pembantu
utama orang-orang Quraisy.
2.
Semakin meluasnya pengaruh kaum muslimin di Mekah dari segala
seginya.
3.
Orang Quraisy melihat bahwa mereka kini berdiri sendirian dalam
melawan orang-orang Arab. Selain itu juga bisnis mereka mengalami kehancuran.
4.
Sebagaimana kondisi orang-orang Quraisy juga bergeser karena
pembesar-pembesar mereka telah meninggal dalam peperangan dan sebagian dari
pemuka-pemukannya telah masuk Islam.
Sahabat Hathib bin Balta`ah menulis
surat kepada orang-orang Quraisy untuk memberitahukan tentang apa yang
dilakukan oleh Rasulullah. Dia melngirimkan surat itu melalui seorang wanita.
Maka, Allah memberitahukan kepada Rasulullah tentang apa yang dilakukan oleh
Hathib. Rasulullah segera mengutus Ali dan az-Zubair untuk mengambil kembali
surat yang dikirim oleh Hathib dari wanita itu. Keduanya berhasil mendapatkan
surat itu dan segera kembali ke Madinah menemui Rasulullah.
Setelah menyadari kesalahannya
Hathib menangis menyesalinya. Dia memberitahukan kepada Rasulullah bahwa dia
melakukan itu semata-mata agar orang Quraisy simpati padnya dan tidak menyiksa
kaum kerabatnya yang berada di Mekah. Rasulullah mengampuninya karena dia
adalah orang yang pernah terjun di perang Badar.
Kaum muslimin berangkat menuju
Mekah. Mereka berjumlah 10.000 orang. Dan berhenti di sebuah tempat dekat
Mekah, Abu Sufyan pemimpin Quraisy menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya.
Rasulullah memasuki Mekah dari arah atas sementara beliau menekurkan kepalanya
sebagai tanda kerendahannya di hadapan Allah atas ni`mat yang telah diberikan
kepadanya. Kaum Muslimin tidak mendapatkan perlawanan yang berarti. Rasulullah
segera memasuki Masjidil Haram dan dikelilingi oleh kaum Muslimin.
Saat itu di Baitullah ada sekitar
360 berhala dan Rasulullah menghancurkannya sambil berkata, “kini kebenaran
telah datang dan kebatilan telah binasa”. Setelah itu orang-orang Quraisy
membaiatnya dan semuanya beriman kepada Allah.
3.
Perang Hunain
Sebagian besar Jazirah Arab telah berada
di bawah pengaruh dan kekuasaan Islam. Kini tidak ada lagi pemberontakan yang
melawan Islam kecuali kabilah-kabilah Hawazin dan Tsaqib, sebuah kawasan antara
Mekah dan Thaif. Maka, tidak ada pilihan lain kecuali harus terjadi pertempuran
antara mereka dan kaum Muslimin.
Tatkala orng-orng Khawzin mendengar
penaklukan Mekah, dengan dipimpin oleh Malik bin `Auf mereka berangkat untuk
memerangi Rasulullah. Mereka juga membawa wanita-wanita dan harta mereka dengan
tujuan agar berperang dengan mati-matian. Maka, Rasulullah pun keluar menyambut
tantangan mereka dengan disertai sekitar dua belas ribu pasukan.
Dalam peperangn ini kaum muslimin
berhasil memenangkannya, dan mendapat harta rampsn perang yang sngat banyak.
Rasulullah memberikan porsi yang lebih banyak kepada orang yang baru masuk
Islam.
4.
Perang Hunain
Perang Hunain merupakan balas dendam
orang Quraisy karena peristiwa Fathu Makkah, pada awalnya pasukan musuh berhasil
mengacau balaukan kaum muslim, sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi
kemudian menyemangati kaumnya dan memimpin langsung peperangan. Akhirnya, kaum
muslim memenangkan peperangan ini.
5.
Perang Thaif
Perang ini merupakan kelanjutan perang Hunain. Rasulullah
melanjutkan perjalanan ke Thaif untuk memerangi orang-orang Hawazin dan Tsaqif.
Mereka memiliki sebuah benteng yang demikian kuat dan logistik yang juga sangat
banyak. Setelah Rasulullah melakukan penyerangan, akhirnya Hawazin menyerah dan
pemimpinnya Malik bin `Auf masuk Islam.
Ø Peristiwa pada
tahun 9 H/630 M
1.
Perang Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang
terakhir yang diikuti Rasulullah. Perang ini terjadi karena Rasulullah
mendengar bahwa orang-orang Romawi mengumpulkan pasukannya dalam jumlah yang
sangat besar untuk menyerang Madinah dengan maksud untuk menghabisi Islam. Pada
waktu itu, pasukan Islam disebut dengan “Jaisy `Usrah” (pasukan sulit) karena
saat itu tanah kering dan udara sangat panas.
Sementara itu, kaum muslimin
meninfakkan hartanya dalam jumlah yang sangat besar. Utsman bi Affan membekali
separuh pasukan dengan harta dari kantongnya sendiri. Abu Bakar menginfakkan
semua hartanya, dan Umar menginfakkan separuh hartanya.
Lalu, berangkatlah Rasulullah ke
Tabuk. Jumlah pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar tiga puluh, empat puluh
atau tujuh puluh ribu pasukan. Namun, mereka tidak mendapatkan jejak
orang-orang Ramawi yang sangat ketakutan. Rupannya pasukan Romawi mundur
terbirit-birit masuk ke Negeri mereka
sendiri.
2.
Haji pada tahun 9 H
Pada tahun ini Rasulullah mengutus
Abu Bakar untuk memimpin rombongan haji. Saat itu Allah menurunkan surah
at-Taubah tentang pembatalan perjanjian antara Rasulullah dan orang-orang
Quraisy. Maka, Rasulullah mengumumkan bahwa tidak ada lagi seorang musyrikpun
boleh melakukan ibadah haji. Barang siapa yang masih teriakt o\janji dengan
Rasulullah, maka perjanjian itu berlaku hingga waktu yang telah ditentukan.
Ø Peristiwa tahun
10 H/631-632 M
1.
Hujjatul Wada`
Rasulullah bersama-sama dengan kaum
muslimin melakukan ibadah haji pada tahun ini, dan ini merupakan haji
perpisahan (haji terakhir) yang dilakukan oleh Rasulullah. Pada saat itu,
Rasulullah berangkat bersama 100.000 kaum muslimin yang akan melakukan ibadah
haji. Rasulullah mengajarkan kepada kaum muslimin tentang bagaimana cara
melakukan ibadah haji dan ritual-ritual haji. Rasulullah bersabda “Ambillah
dariku semua manasik-manasik haji, sebab kemungkinan setelah ini kalian tidak
akan berjumlah denganku lagi.”
2.
Sakit dan Wafatnya Rasulullah
Rasulullah mulai sakit panas.
Istri-istri Rasulullah meminta izin untuk merawatnya di rumah Aisyah, dan
Rasulullah mengizinkannya. Tatkalah sakitnya semakin keras, maka Rasulullah
menyuruh Abu Bakar untu memimpin manusia melakukan sholat.
Rasulullah wafat pada saat dhuha
pada tanggal 12 Rabi`ul Awwal tahun 11 H/632 M. rasulullah berusia 63 tahun.
Kesedihan yang mendalam menyelimuti kaum muslimin atas wafatnya Rasulullah.[8]
BAB III
KESIMPULAN
Hijrah ke Madinah tidak hanya
memiliki makna transmigrasi (pindah) ke Madinah saja, namun memiliki ma`na yang
mendalam dan berarti dalam menyebarkan agama Islam, Rasuluh telah mendirikan
Negara Islam pertama di Madinah. Negara Islam itu didasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan, persamaan, cinta, dan solidaritas sosial yang
sempurna. Maka, sempurnalah manhajnya dan systemnya diatur dengan
sebaik-baiknya, satu hal yang seharusnya kaum muslim ikuti jejaknya. Teladani
semua sunah-sunahnya.
Berbagai peristiwa yang terjadi di
masa Rasulullah
12
Rabi`ul Awal
|
11
H
|
Rasulullah
wafat
|
10
H
|
Haji
Wada`
|
|
Rajab
|
9
H
|
Perang
Tabuk
|
8
H
|
Perang
hunain dan thaif
|
|
25
Ramadhan
|
Fathu
Makkah
|
|
Jumadil
Ula
|
Perang
Mu`tah
|
|
2
Shafar
|
Khalid
dan Umar masuk isalm
|
|
Dzulqa`dah
|
7
H
|
Umrah
Qadha`
|
Shafar
|
Perang
Khaibar
|
|
5
dzulqa`dah
|
6
H
|
Perjanjian
Hudaibiyah
|
5
syawal
|
5
H
|
Perang
Khandak
|
2
shafar
|
4
H
|
Peristiwa
sumur ma`unah
|
15
syawal
|
3
H
|
Perang
uhud
|
17
Ramadhan
|
2
H
|
Perang
Badar
|
12
Rabi`ul Awal
|
1
H
|
Rasulullah
sampai di Quba
|
Daftar pustaka
1. Syaefudin, Machfud,dkk, Dinamika
Peradaban Islam, pustaka ilmu Yogyakarta, Yogyakarta; 2013
2. Yatim, Badri, Sejarah
Peradaban Islam, RajaGrafindo, Jakarta; 2003
3. Syukur, fatah, Sejarah peradaban Islam, pustaka Rizki Putra, Semarang; 2009
3. Syukur, fatah, Sejarah peradaban Islam, pustaka Rizki Putra, Semarang; 2009
4. al- Usairy Ahmad, Sejarah
Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad
XX, Ampar Batu, Jakarta Timur, 2012
[1] Syukur, fatah, Sejarah peradaban Islam, pustaka Rizki Putra,
Semarang; 2009, hal 35-37
[2] Al-Usairy, Ahmad, sejarah islam sejak zaman nabi adam hingga
abad xx, Akbar Media, Jakarta Timur;
2012, hlm 102-103
[3] Ibid, Al-Usairy, Ahmad, hlm 103
[4] Syaefudin, Machfud,dkk, Dinamika Peradaban Islam, pustaka
ilmu Yogyakarta, Yogyakarta; 2013, hal; 16-20
[5] Opcit, Al-Usairy, Ahmad, hlm 104-106
[6] Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, RajaGrafindo,
Jakarta; 2003, hal; 25-26.
[7] Opcit, Al-Usairy, Ahmad, hlm 107-108
[8] Ibid, Al-Usairy, Ahmad, hlm 108-138
No comments:
Post a Comment