Pengasuh dan pendiri pondok
pesantren As-Salafiyyah Bode Lor Plumbon Cirebon, KH. Hambali (depan-kanan) dan
teman-teman PPM Aswaja saat peng-ijazahan kitab Sirajut Tholibin di kediaman
KH. Hambali, Cirebon, Sabtu (19/12/2015).
CIREBON,www.estanuwijaya.blogspot.co.id--Setelah
penutupan acara Forum Silaturrohmi Nasional (FORSILATNAS) V PPM ASWAJA yang
digelar di PonPes as-Salafiyyah peserta FORSILATNAS V mendapatkan kesempatan
untuk mendapatkan ijazah kitab Sirojut Tholibiin oleh KH. Hambali di kediamannya.
Setelah meng-ijazahkan sanad
kitab, beliau (KH. Hambali) mengisahkan masa-masa belajarnya, selama ngaji
kitab Sirojut Tholibiin, Tafsir Jalalain, Ihya Ulumud diin, dan ‘Aruudh bersama
Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan di Pondok Jampes Kediri. Diceritakan pula karomah
yang dimiliki oleh mushonnif (pengarang)
kitab Sirojut Tholibiin itu.
Prosesi Ijazah sanad itu,
direkam oleh penulis. Berikut ini transkip lengkap rekaman penuturan ijazah dan
kisah mushonnif itu:
silahkan baca juga : http://estanuwijaya.blogspot.co.id/2015/12/luar-biasa-peserta-forsilatnas-v-ppm.html
KH HAMBALI: Walau sesingkat
mungkin niatnya membawa faidah manfaat dunia sampai akhirat.
Jama’ah (peserta
FORSILATNAS) : Amiin..
KH HAMBALI : Sejarah Romo
Ihsan ini, meninggalnya tahun di bawah 52, 1952 meninggalnya. Saya meneumui Romo
Ihsan itu dua tahun, tapi alhamdulillah dua tahun itu, banyak mengalami ngaji, pada waktu itu
saya mempunyai balagh (ngaji bersama) di Romo Ihsan itu. Sirojut taholibin, Tafsir Jalalain, Ihya ulumuddin, ‘Aruudh untuk bahar (mukhtashar
syafi).
Aang ZE : sastra?
Mas Badri : Mukhtashar Jiddan?
Aang ZE : bukan, Mukhtashar Jiddan itu jurumiyyah (membahas
nahwu). Ini ‘Arudh.
KH HAMBALI : iya ini (berisi
tentang ilmu) bahar. (diam sejenak). Lantas dikenalnya Romo Ihsan itu, ya ini
sih dikenalnya, kalau tau sebnarnya sih saya enggak, jadi bukan hanya semata
pengarang (kitab), tapi juga termasuk ahli hisab (astronomi). Jadi, ya, apa ya,
kata orang Jawa sih, pengalemnya
orang senang. Hehe (tersenyum). Hisabnya itu, falaqnya itu, itu daun, daun,
upama daun buah mangga. Ini jatuhnya nanti, hari itu, tanggal sekian, jam
sekian, tahu itu katanya. Haha. Tapi saya sendiri, hanya informasi, hanya
sependengaran, ya kenyataannya sih gak tahu, tapi karena pengalemnya orang kaya
begitu.
Lah kemudian, yang
melanjutkan itu setelah Romo Ihsanwafat. ihya dengan sirojut tholibin itu adiknya,
adkinya Romo Ihsan, tapi lain ibu, tunggal
bapak, tapi lain ibu, lil ab, emm
lil umm, yang melanjutkan Sirojut Thoolibiin dengan ihya ulumuddin. Tafisr
jalalinnya, yang melanjutkan itu
pamannya, udah tua, disebutnya juga di sana romo Kholil. Itu yang melanjutkan
tafsir jalalain. Kalo arudhnya sih, gak ada yang melanjutkan, hehe, arudhnya
tuh. Lah, dia belum sampe hatam. kalo yang lain sih, sekalipun lain yang
melanjutkan tapi sampe hatam. tapi kalo arudhnya sih jadi gak ada yang
melanjutkan. Kitabnya kecil tapi gak
sampe hatam, Karena gak ada yang melanjutkan. Hehe. Alhamdulillah.
Lah nanti rencana pulang,
sekarang kembali, semuanya itu pulang
malam ini atau bagaimana dari peserta?
Cak Usma : Sebagaian malam
ini yai, sebagian besok pagi yai.
KH. Hambali: Sebagian pulang
malam, lah ya, ada enggak yang besok
pagi itu?
Aang ze : Saya besok pagi
yai.
KH. Hambali: Lah ya, Sebenere enak besok pagi Istirahat
dulu tidur sana. Alhamdulillah.
Gitu ya pak, ya. Ti abdi (saya). Abdi semua
itu, jadi mohon Kalo ada yang tidak berkenan selama di sini,
keluarga sini mohon maaf. Kemampuannya segitu sih. Hehehe.
Aang ZE : Kita yang sudah
berterima kasih banyak pak yai, sudah disediakan segala sesuatunya dan
mengganggujuga ketenangannya pak yai.
KH. Hambali : Kebenaran ini,
banyak kegiatan dari NU juga, pesantren kilat disini tiga-hari tiga malam.
Minggu minggu yang sudah itu. Jadi saya berturut-turut. Nanti rabu yang akan
datang itu, qiyamul laili jam’iyyah
keraton kasepuhan cirebon. Nanti rabu yang akan datang. Rabu manis, rabu legi.
Aang ze: Lokasinya?
KH. Hambali : Lokasi di
situ. Jamaahnya di luar nanti. gak muat di dalam. Biasanya ribuan. Biasanya.
Malam rebo legi. Itu udah istiqomah. Kalo malam rebo legi jam’iyyah sholawat
nariyah. Dibawah naungan jkeraton kasepuhan. Itu qiyamul lail disini.
Jamiyyyahan dulu, lantas setelah itu jamiyyahan qiyamul lail. Qiyamul lail Yang
dilakukan sholat hajat dengan shalat tasbih. Setiap rebo legi. Sebulan sekali.
Dibawah naungan jkeraton kasepuhan. Disini banyak jam’iyyah sholawat nariyyah. Tapi
yang Dibawah naungan jkeraton kasepuhan itu malam rebo itu. Ada yang dibawah
naungan keraton hanoman. Lah kalo Di cirebon itu ada kasepuhan ada kanoman.
Gitu yah.
Kang syukur : Yai, nyuwun
sewu yai..
KH. Hambali: Bagaimana?
Kang Syukur : meskipun ini
pertemuan singkat, nyuwun diakui dados...
Santri?? Hahaha. Iya. iya.
Insya allah. Ya kalo, kalo, kalian mohon diakui jadi santri, ya saya mohon
diakui jadi kiyai. Hahaha (gelak tawa dari pak yai dan teman-teman). Kan gak,
gak melebihi bukan? Hehe. Udah wajar begitu kan ya? Humor, tapi bener ini insya
allah. hehe
KH. Hambali : ‘ala hadzihin
niyyah wa ‘ala kulli niyyatin sholihah al-fatihah!
Jama’ah : (Membaca
al-Fatihah bersama)
KH. Hambali : Ilaa arbaatil a’immati mujtahidin, wa
muqollidihim fid diin, wal ulama’il amiliin, wa fuqoha’i wal muhadditsin, wal
qurro’i wal mufassiriin, wasy syuhadaa’i wash shoolihiin, was saadatish
shuufiyatil muhaqqiqiin wa jamii’il awliyaa’i ainamaa kaanuu rohmatullohi
alaihim syai’un lillahi lahum alfaatihah!
Jama’ah : (Membaca
al-Fatihah bersama)
KH. Hambali : Tsumma ilaa
arwahi abaa’inaa wa ummahaatinaa, wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa ikhwatinaa
wa akhwaatinaa, wa a’maaminaa wa ‘ammaatinaa, wa akhwalinaa wa khoolaatinaa,
rohmatullohi wa maghfirotuhu alaihim, syai’un lillahi lahum alfaatihah!
Jama’ah : (Membaca
al-Fatihah bersama)
Dilanjutkan dengan do’a dari
KH Hambali :
Allohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa wa
habiibinaa, wa syaa’fi’ina, wa kariiminaa wa zuhrinaa wa maulaanaa muhaamad, wa
sallim wa rodhiyallahu tabaaroka wa ta’aala an shohaabati rasuulillahi
ajma’iin.
Alahamdulillahi robbil ‘alamiin hamdas
syaakiriin Hamdan naa’imiin hamday yuwaafii ni’amahu wa yukaafi’uu maziidah.
Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa ahiimi
sulthoonik. (Ilaa akhiirihi). (M.e. Widjaya)
No comments:
Post a Comment