estanuwijaya.blogspot.co.id / Muhammad Istanu Wijaya
Peserta FORSILATNAS V foto bersama KH. Hambali (berdiri di tengah berkoko dan berpeci putih) setelah pengijaahan sanad kitab sirojut Tholibiin, Cirebon, (19/12/2015).
Peserta FORSILATNAS V foto bersama KH. Hambali (berdiri di tengah berkoko dan berpeci putih) setelah pengijaahan sanad kitab sirojut Tholibiin, Cirebon, (19/12/2015).
Peserta FORSILATNAS (Forum Silaturahmi Nasional) V PPM
Aswaja mendapatkan kesempatan pemberiaan Ijazah sanad Kitab
Sirojut Tholibiin karya K.H Ihsan bin Dahlan Jampes Kediri yang muttashil (nyambung)
langsung dari muridnya di Pondok Pesantren As-Salafiyyah Bode Lor, Cirebon Jawa
Barat, Sabtu (19/12/2015).
Prosesi ijazah kitab "Sirojut Tholibin" buah karya
ulama Indonesia, pakar akhlak dan tasawwuf yang namanya sudah mendunia, yakni
Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan Jampes, Kediri, Jawa Timur.
Kitab yang masyhur dikalangan pesantren ini, ternyata juga
dikaji diberbagai perguruan tinggi di mancanegara, seperti Mesir, Amerika,
Australia, Afrika dan berbagai perguruan tinggi lain yg memiliki konsen
terhadap akhlak dan tasawwuf.
Penandatanganan Kitab Sirojut Tholibiin oleh KH. Hambali sebagai kenangan dan bukti pengijazahan.
Kitab ini diijazahkan langsung kepada kami (teman-teman PPM
Aswaja) oleh KH. Hambali, pendiri ponpes As-Salafiyyah bode lor, Plumbon,
Cirebon. Salah satu murid kesayangan Syaikh Ihsan. Menurut penuturan beliau,
dulu pada tahun 1951, beliau datang ke Jampes untuk tholab ilmu kepada syaikh
Ihsan. Beliau mengikuti pengajian sirojut tholibin yang dibacakan langsung oleh
mushonnif (pengarang) nya. Yakni Syaikh Ihsan Jampes. Dua tahun setelah mengaji
kitab tersebut hingga khatam, Syaikh Ihsan meninggal menghadap Allah Swt.
Selain romo Ihsan terkenal sebagai seorang sufi, beliau juga
sangat ahli dalam bidang astronomi (falak). "Romo Ikhsan itu menurut
penuturan orang-orang, bisa mengetahui kapan hari, tanggal, dan waktunya
sehelai daun akan jatuh dari tangkainya," Cerita KH. Hambali sambil
mengenang masa lalunya.
Kami mendapatkan ijazah kitab ini, setelah ijab-kabul antara
kami dan beliau. Beliau berkata, "ajaztukum hadzal kitab" dan kami
masing-masing menerima dengan ucapan "qobiltu" yg dilanjutkan mmbaca
alfatihah bersama dan diakhiri doa dari beliau.
Dalam prosesi ijazah itu pula, salah satunya adalah cucu
dari Aang Gelar dan Aang Nuh ulama besar Cianjur Jawa Barat, yakni KH. Aang ZE
yang melanjutkan kakeknya sebagai pengasuh di PONPES Gelar Cianjur. ( Muhammad Istanu Wijaya)
No comments:
Post a Comment